Jumat, 04 April 2008
manusia unik ini yah....
ASAL USUL TUKUL ARWANA ( MASA EVOLUSI WONG NDESO KE KOTA )
NAMA NDESO : Tukul Riyanto
NAMA KOTA : Tukul Arwana
NAMA SOK KEREN : Reynaldi
TEMPAT TANGGAL LAHIR : Semarang, kelahiran 16 Oktober, 1963
SEJARAH TUKUL BERDASARKAN : http://id.wikipedia.org/wiki/Tukul_Arwana
MASA MUDA
Lontang-lantung di kontrakan di bilangan Blok S Jakarta Selatan Tukul banyak dibantu Joko Dewo dan Tony Rastafara untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan, Tukul menikah dengan gadis berdarah Padang bernama Susi dan mempunyai anak semata wayang, bernama Vita.
Setelah menikah, Tukul dan keluarga tinggal di sebuah kontrakan di daerah Cipete Utara. Sampai akhirnya Tukul melamar kerja di Radio Humor Sk dan bekerja di sana bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulfa dan lain-lain, setelah sebelumnya sempat menjadi sopir pribadi untuk menafkahi keluarganya.
KARIR
Nasib mujur Tukul semakin mengental ketika diajak main Lenong Rumpi oleh Ramon Tommybens. Dan titik balik karir Tukul mencuat ketika menjadi pendamping Joshua di video klip Air dengan icon diobok-obok-nya.
Nama Tukul Arwana semakin melambung ketika TPI mempercayakannya Tukul menjadi Host acara musik "Aduhai" dan Acara "Dangdut Ria" di Indosiar. Dan namanya kian melesat sekarang ini ketika TV7 Mempercayakan menjadi Host Talks show Empat Mata.
Jika dulu Tukul tinggal di kontrakkan, sekarang Tukul sudah memiliki 3 rumah kontrakkan dan 2 rumah besar di Cipete Utara. Di rumahnya Tukul mengumpulkan teman-teman seniman pelawak dari daerah dan membuat markas kecil ajang tukar pikiran dan meramu ide kreatif lawakan. Markas kreatif ini dinamakan Posko Ojo Lali.
Zaman susah tukul arwana: malu pulang kampung, memilih miskin di jakarta
source : http://www.bintang-indonesia.com/content.php?catid=18
“Selama bertahun-tahun saya ini 'kan sering ditipu atau diremehkan orang. Dari situ saya pelajari karakter orang-orang tersebut sesuai zodiaknya. Zodiak ini karakternya ini dan tuanya akan seperti apa. Ternyata ramalan saya banyak benarnya juga,” urai Tukul menutup pembicaraan.
sebelum wawancara untuk rubrik ini, pelawak Tukul Arwana (43) yang tengah siap-siap untuk syuting Empat Mata (Trans 7) pada Selasa (9/1) di kawasan Pancoran, Jakarta, meluangkan waktu untuk memberi wejangan pada kru Empat Mata. Benang merah dari wejangan pelawak yang kariernya tengah berkilau ini seputar meraih sukses di Jakarta. ”Kalau kita tak berusaha mengubah strategi kita dalam menjalani hidup, hidup kita tak akan pernah berubah menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup di Jakarta,” Tukul memberi nasihat. Tukul memang contoh orang desa yang sukses di Jakarta. Bagaimana tidak. Tukul yang awal datang ke Jakarta tak punya apa-apa, kini telah bergelimang harta. Ia memiliki bisnis Ojolali Entertaiment yang menyediakan dangdut, badut, campursari, dan aneka hiburan lain, dan bisnis kontrakan. Desember tahun lalu, Tukul baru membeli motor Harley Davidson yang harganya ratusan juta. ”Iya ini memang motor saya. Sebulan lalu saya membelinya,” urai Tukul pelan. Bercanda atau tidak, Tukul bilang kekayaannya yang kini dimiliki cukup untuk 7 turunan. Kalau dilihat dari intensitas kemunculannya di teve yang sangat tinggi, dan acara off air-nya banyak, bisajadi kekayaaanTukul memang tak akan habis untuk 7 turunan. Beberapa persen dari kekayaannya, Tukul selalu menyisihkan untuk satu pesantren di Semarang, kampung halamannya. ”Itu cara untuk membersihkan harta yang saya punya,” urai Tukul.
tukul arwanaMeski telah bergelimang harta, Tukul tak lupa akan keluarga. Ia tetap menomorsatukan istri dan anaknya. Lantaran itu Tukul tak pernah sediki pun berniat menelantarkan istri dan anak dengan menikah lagi. Poligami, baginya, lebih banyak susahnya daripada senangnya. ”Belajar dari pengalaman teman-teman, poligami enaknya setahun sampai 2 tahun saja. Setelah itu yang ada sulit terus,” ujar Tukul. Tukul berterus terang, belakangan ini banyak wanita cantik yang mengejar dirinya minta dinikahi. ”Cantik-cantik, tapi saya selalu menolaknya. Saya yakin sekali itu semua cobaan buat saya,” terka Tukul. Tukul percaya, cobaan lain pasti akan mengujinya. ”Saya ini 'kan orang yang siap menerima bintang, bukan mengejar bintang. Karena siap menerima bintang, mudah-mudahan saya tetap rendah hati dan tidak lupa diri. Lagian saya ini bekerja dari nol. Dan saya yakin selagi saya ingat dengan asal-usul saya (orang miskin), saya yakin akan tetap rendah hati,” urai Tukul yang karier kian berkilau lepas memandu acara Empat Mata.
Untuk mencapai seperti sekarang ini Tukul memang dari nol. Tukul yang berasal dari keluarga miskin sering merasakan pahitnya hidup. Bermodalkan juara lawak di beberapa lomba lawak, Tukul ingin seperti idolanya, Srimulat, yang sukses di Jakarta. Gayung bersambut. Joko Dewo, teman Tukul yang berada di Jakarta meminta Tukul merantau ke Jakarta. Pria berambut cepak ini tergiur dengan segala janji yang diberikan Joko Dewo. Pada tahun 1985 ia memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. ”Keyakinan saya semakin besar karena Joko menjanjikan saya masuk televisi dan menjadi pelawak terkenal,” kata Tukul.Setibanya di Jakarta dan mengetahui kondisi Joko, keinginan Tukul untuk jadi pelawak terkenal, sempat pupus. Ternyata Joko yang awalnya ingin jadi tumpuan hidup Tukul hidup pas-pasan, bahkan masih numpang dengan Tony Rastafara, mantan pentolan grup Reggae Rastafara, kontrak rumah petak. Tony yang kala itu masih menjadi pengamen jalanan jadi tumpuan Tukul. Untuk makan, Tukul harus menunggu Tony pulang ngamen. ”Biasanya saya menunggu Tony di warung setiap hari menjelang jam 11 malam. Kalau melihat Tony turun dari bajaj, wajah saya langsung berubah gembira. Kayak nunggu orangtua saja. Soalnya Tony akan menraktir saya makanan enak-enak,” urainya. Tapi pernah ia harus menelan ludah karena Tony pulang tanpa membawa uang sepeser pun. Padahal seharian Tukul belum makan. Untuk urusan baju, ia juga sering meminjam baju Tony. Bahkan kalau Tony tengah mendapat rezeki lebih, ia suka dibelikan baju baru. ”Pokoknya jasa-jasa Tony tak pernah bisa saya lupakan,” ucap Tukul. Tony juga sering memberi nasihat dan keyakinan bahwa dirinya bisa menjadi pelawak hebat. Hidup terlunta-lunta di Jakarta,Tukul tak tahan dengan kenyataan pahit hidup di Jakarta. Ia pun memutuskan pulang ke Semarang. Beberapa bulan kemudian, Tukul nekad kembali ke Jakarta. Kali ini ia mulai berani ngontrak rumah. Tukul menagih janji Joko Dewo agar dirinya bisa masuk televisi. Dari sinilah mulai ada ketidakcocokan. “Tony menengahi, agar kami mengambil jalan sendiri-sendiri dalam merenda karier. Joko beralih kerja, Tony terus ngamen, tinggal saya seorang dirinya yang tidak tahu harus berbuat apa?” kenang Tukul. Untuk menyambung hidup, ia jualan baju. Tapi ini tidak bertahan lama karena sering dibohongi pembeli.Tukul lantas jadi kuli bor sumur pantek. “Ini pekerjaan yang berat banget buat saya,” katanya. Tak tahan dengan pekerjaan tersebut, pria kelahiran 16 Oktober 1963 ini beralih menjadi supir. Padahal kala itu ia tidak hapal jalan-jalan Jakarta. Dengan modal peta Jakarta, Tukul mengantar majikannya. Selama 4 tahun ia menjadi supir pribadi, selama itu pula keinginan Tukul tetap membara untuk jadi pelawak. Di tengah kesibukannya jadi supir Tukul masih sering bertemu Tony. Ia sering membantu membawakan sound system Tony yang kala itu kariernya mulai naik daun. Tony yang memberikan nama Arwana di belakang nama Tukul. “Arwana itu 'kan ikan yang dipelihara oleh orang-orang kaya. Tony berharap saya bisa kaya kelak, makanya saya diberi nama itu,” ujarnya. Tukul juga sering ikut kasting, tapi dibohongi terus.
Pada tahun 1994, Tukul benar-benar putus asa. Ia sudah lelah merintis karier. Ia sudah tak yakin bisa jadi pelawak terkenal, apalagi bisa masuk teve. “Banyak yang memberikan harapan-harapan manis pada saya. Soal kontrak, masuk teve, soal iklan dll. Tapi semuanya bohong. Saya juga sering ditipu dan sering diremehkan. Karena sering dibohongi, rasa-rasanya sekarang sulit kalau ada yang membohongi saya,” jelas Tukul. Kala itu, ia berniat pulang kampung dan mengubur dalam-dalammimpinya untuk jadi pelawak terkenal. Pasalnya, saat itu Bagito Grup lagi ngetop-ngetopnya. “Pelawak yang laku hanya yang berwawasan luas, sedangkan saya tradisional, fisik,” guraunya. Tapi saat itu juga Tukul tersadar. Di kampung ia akan tinggal dengan siapa? Semua saudaranya miskin. “Daripada malu pulang kampung, saya memilih miskin di Jakarta. Kalau di Jakarta, orang-orang kampung tidak tahu kalau saya miskin,” ujar Tukul. Saat dalam keputusasaan itu, seberkas sinar harapan datang kala Nini Chandra mengajak Tukul show ke luar kota. Di luar dugaan, lawakannya mendapat sambutan bagus di sana. Dari sini semangat Tukul untuk melawak kembali membara. Tukul makin bersemangat setelah bertemu dengan Ramon Tomiband, pemilik Komedi Kafe. Tukul curhat pada Ramon. Ramon menasihati Tukul agar tidak putus asa. Ramon memberi Tukul sebuah buku psikologi. Setelah membaca buku itu semangat Tukul kembali kobar-kobar. Tukul kembali diberi buku Berpikir Positif dan Berjiwa Besar, karya Norman Phil. Dari baca buku itu Tukul tahu bagaimana cara mempromosikan diri.
Meski perekonomiannya belum membaik, Tukul nekad menyunting Susiana jadi istrinya pada tahun 1995. Beberapa bulan kemudian, Tukul menjual cincin kawin dan barang berharga lainnya untuk menyambung hidup. Awal-awal pernikahan, rumah tangga Tukul penuh cobaan. Untuk makan saja sering utang sana sini. Tukul kembali ragu dunia lawak bisa menjadi topangan hidup bagi keluarganya. Untung semangat Tukul tak pernah luntur. “Tekad saya, pulang harus bawa duit, kalau tidak istri saya mau makan apa?” ucap Tukul. Tukul yang kala itu kerja di Radio SK sering gali lobang tutup lobang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. ”Kontrak rumah sebulan 150 ribu, sedang gaji saya di radio SK 75 ribuan,” kenang Tukul. Pernah saat berangkat ke Radio SK, Tukul naik bus yang kerneknya teman sekampungnya.Tukul pun gratis.”Saat itu saya senang banget dan uangnya saya kasih istri saya untuk belanja. Padahal uangnya cuma 300 rupiah,” cerita Tukul.
Karier Tukul mulai bersinar pada tahun 2002. Tukul sering muncul di beberapa teve swasta. Meski porsinya kecil, tapi sering muncul di mana-mana. Tukul bisa beli rumah, beli mobil, ikut asuransi, dan deposito. Tukul tak mempermasalahkan untuk mencapai kesuksesan ia harus melewati jalan berliku. “Hidup itu praktek, bukan teori. Kalau hidup itu teori, keberhasilan hanya jadi angan-angan. Alhamdulillah sekarang untuk 7 turunan sudah aman,” jelas Tukul. Seiring dengan kesuksesan yang diraihnya, cobaan menerpa Tukul. Banyak cewek cantikyang suka Tukul, bahkan ada yang minta dinikahi. “Alhamdulillah saya tidak tergoda dan tidak mau tergoda.Saya bisa mengontrol diri. Bagaimana pun kesuksesan saya ini ada andil dari keluarga,” urai Tukul.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar